Setelah Washington 8 Mei dari Kesepakatan Iran, AS memberikan waktu 90 hingga 180 hari ke negara-negara lain untuk merombak pakta nuklir 2015 sebelum memberlakukan kembali sanksi-sanksi terhadap Teheran pada 4 November.
Kepala IAEA, Yukiya Amano, mengatakan Iran sekarang memproduksi uranium yang lebih diperkaya daripada sebelumnya, tetapi tidak jelas kapan akan mencapai batas persediaan 300 kg yang diatur dalam pakta nuklir 2015.
Keputusan itu diambil setelah anggota pakta nuklir 2015 dari kalangan Eropa menghabisakan waktu selama 60 hari tanpa mampu mengimbangi dampak buruk dari penarikan sepihak Amerika Serikat (AS) dari perjanjian itu.
Pompeo menegaskan meskipun Uni Eropa dan PBB tidak setuju dengan keputusan AS menarik diri dari Pakta Nuklir 2015 pada 2018, dan menerapkan kembali sanksi sepihak terhadap Iran, AS bertujuan untuk menjaga keamanan dunia.
Pasangan Kamala Harris itu berjanji akan kembali ke pakta nuklir 2015 antara kekuatan dunia dan Teheran, kesepakatan yang disetujui oleh Washington ketika Biden menjadi wakil presiden dalam pemerintahan Barack Obama, jika Teheran juga kembali pada komitmennya.
Al-Mouallimi pada Minggu (22/11) menolak gagasan bahwa AS akan kembali pakta nuklir 2015, yang juga dikenal Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).
Rencana tersebut merupakan yang terbaru Iran kepada IAEA bahwa pihaknya berencana melanggar kesepakatan pakta nuklir 2015 sebagai pembalasan atas penarikan Amerika Serikat (AS) dari perjanjian dan penerapan kembali sanksi terhadap Teheran.
Israel tidak akan terlibat dalam rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, untuk kembali dalam Pakta Nuklir 2015, yang bertujuan membatasi kegiatan nuklir Iran.
Mayoritas legislator Iran telah menetapkan persyaratan ketat untuk kembali ke pakta nuklir 2015, mengingar kesepakatan dengan kekuatan dunia di Wina tampaknya sudah dekat.